Tahukah Kamu Problematika Mahasiwa Tingkat Akhir?
1. Merasa asing apabila pergi ke kampus
Suasana pergi ke kampus sudah tidak menyenangkan seperti di awal semester. Mahasiswa yang dulunya sering berinteraksi dengan dosen, teman seangkatan, adik tingkat, bahkan satpam dan penjaga kantin sudah enggan untuk menyapa. Apalagi jilkalau mahasiswa tersebut, tertinggal dari teman seangkatannya yang sudah lulus duluan, hanya kamu dan segelintir mahasiswa yang senasib yang masih bertahan untuk tetap pergi ke kampus. Pasti kamu akan merasa ingin segera menyelesaikan urusan, dan segera pergi keluar bukan?
2. Mendapatkan tekanan dari banyak pihak
Salah satu hal yang paling dihindari oleh mahasiswa akhir adalah tidak lulus tepat waktu. Konsekuensinya mahasiswa tersebut akan tetap membayar uang semesteran kembali. Apabila selama dia berkuliah, dibayar oleh orang tua, tentu akan ada perasaan bersalah, tidak enak, perasaan menjadi beban keluarga karena harus menambah semester lagi. Dapat kita lihat bahwa sedikit sekali mahasiswa tingkat akhir yang dapat ditemui, yang sudah memiliki pekerjaan tetap.
3. Kesulitan dalam memilih topik skripsi
Problem yang satu ini sepertinya dialami oleh hampir seluruh mahasiswa tingkat akhir. Memasuki awal semester tujuh, mahasiswa akan disibukkan dengan draft topik penelitian tugas akhir yang wajib untuk segera diserahkan kebagian akademik. Tidak jarang, mahasiswa kesulitan dalam menentukan topik skripsi. Walaupun terlihat sederhana, tapi sebenernya menentukan topik skripsi cukup menguras tenaga, pikiran dan waktu. Hal ini dikarenakan, pemilihan topik skripsi adalah langkah awal dalam penelitian yang akan dikembangkan nantinya. Dan tidak sampai disitu, mendapatkan persetuajuan dari ketua jurusan bukanlah hal yang mudah. Terkadang perlu ganti judul skripsi berkali-kali, hingga akhirnya mendapatkan persetujuan. Kalo kamu, apakah sudah menentukan topik skripsi?
4. Dosen pembimbing yang sulit dihubungi.
Sebagai mahasiswa yang sedang dalam proses pengerjaan skripsi, pastinya akan dituntut untuk dapat lebih proaktif dalam melakukan dialog dan diskusi bersama dosen pembimbing yang telah ditentukan sebelumnya. Namun terkadang, beberapa dosen pembimbing sangat sulit ditemui, walau mahasiswa tersebut telah membuat perjanjian untuk mengadakan pertemuan di kampus. Bahkan beberapa dosen pembimbing sangat slow respon dalam membalas pesan.
5. Kehilangan arah
Mahasiswa tingkat akhir pastinya tidak hanya memikirkan mengenai lulus kuliah saja, menyelesaikan skripsi lalu melakukan proses wisuda Tetapi lebih dari itu. Mahasiswa tingkat akhir akan memiliki banyak pikiran, mulai dari langkah selanjutnya setelah penyelesaian pendidikan, apakah mencari kerja terlebih dahulu atau melanjutkan pendidikan kembali? Apabila ingin kerja terlebih dahulu, pekerjaan seperti apa yang paling cocok untuk diambil? Bagaimana apabila keduanya tidak dapat tercapai, apakah menganggur terlebih dahulu dapat menjadi sebuah pilihan? Berbagai pertanyaan tersebut tentunya akan berkecamuk di benak mahasiswa, yang membuat mereka malah kehilangan arah, tidak fokus dalam pengerjaan skripsi yang sedang dikerjakan.