Ekonomi

Hukum Permintaan dan Penawaran

Teori permintaan dan penawaran mendasari pemahaman terhadap konsep pasar. Pengertian pasar tidak hanya dengan menunjuk lokasi fisik, tetapi pasar lebih menunjuk pada adanya hukum atau ketentuan tawar menawar atau negosiasi untuk transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual. Secara seder- hana orang dapat berkata bahwa pembeli akan bertransaksi dengan penjual di pasar. Dalam kondisi seperti ini transaksi terjadi secara langsung dimana pembeli langsung berhadapan dengan penjual. Namun kemajuan teknologi yang pesat dewasa ini seringkali transaksi terjadi secara tidak langsung, artinya pembeli tidak perlu lagi bertemu dan berhadapan langsung dengan penjual. Dalam proses transaksi tersebut tidak jarang melibatkan pihak ketiga, yaitu perantara yang akan dapat mengurangi biaya transaksi.
 

 

Pengertian Pasar

Berbagai jenis pasar berbeda satu dengan yang lain, sehingga kadang mengalami kesulitan untuk membuat definisi tentang pasar. Beberapa contoh pasar antara lain: pasar saham, pasar valuta asing, pasar tenaga kerja dan pasar beras, pasar baju dan sebagainya. Pasar tidak hanya dilihat dari jenis barang yang diperdagangkan, tetapi dapat juga dibedakan berdasarkan jangkauan transaksi, yang dapat bersifat lokal, regional, nasional bahkan internasional. Pasar juga dapat dibedakan berdasarkan waktu terjadinya transaksi karena ada future markets.
 
Pertanyaan mendasar tentang pasar bukan tentang apa itu pasar, tetapi lebih kepada apa peran pasar. Pasar adalah pertemuan permintaan dan penawaran, dan dari pertemuan ini terjadi harga. Dengan perkataan lain, di pasar terjadi harga sebagai hasil dari pertemuan permintaan dan penawaran. Dengan menggunakan konsep permintaan dan penawaran, dan bukan pelaku yaitu pembeli dan penjual, maka dapat diakomodasi konsep transaksi langsung dan transaksi tidak langsung. Apa peran pasar? Pasar berperan menentukan harga melalui apa yang disebut dengan mekanisme pasar dengan instrumennya yaitu permintaan dan penawaran. Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing harga, permintaan, dan penawaran.

Pengertian Harga

Harga adalah nilai yang dilekatkan kepada suatu barang atau jasa; atau jumlah uang yang harus dikeluarka untuk mempreoleh satu unit barang atau jasa. Nilai ini dinyatakan dalam satuan mata uang. Misalnya, untuk secangkir kopi dilekatkan nilai sebesar Rp 5,000.-, artinya secangkir kopi dihargai Rp 5,000 atau untuk mendapatkan secangkir kopi dibutuhkan uang sebesar Rp 5,000.- Dikatakan harga turun kalau jumlah uang yang harus dibayarkan untuk membayar suatu barang lebih sedikit; dari contoh di atas harga secangkir kopi turun dari Rp 5,000 menjadi Rp 4,000. Sebaliknya jika jumlah uang untuk memperoleh secangkir kopi harus ditambah maka harga disebut naik. Inilah yang sering disebut harga absolut atau harga nominal. Harga absolut (absolute price) atau harga nominal (nominal price) juga menggambarkan daya beli uang. Apabila dengan jumlah uang yang sama jumlah barang yang dapat dibeli waktu dulu lebih banyak daripada yang dapat dibeli sekarang disebutlah daya beli uang turun; sebaliknya bila kini lebih banyak daripada dulu disebut daya beli uang naik. Dengan jumlah uang yang sama dan dengan mengetahui harga barang dulu dan harga barang sekarang, anda dapat mengetahui daya beli uang. Anda juga akan tahu jenis barang apa yang harga nominalnya turun, dan jenis barang mana yang harga nominalnya naik.

Apabila harga dua jenis barang diperbandingkan akan menggambarkan harga relatif. Kalau sewa bus eksekutif naik relatif dibandingkan dengan sewa bus ekonomi, maka dapat diperkirakan penumpang bus eksekutif akan berkurang, ceteris paribus (other things remain the same). Adalah penting untuk selalu memperhatikan harga relatif dari barang-barang yang dijual di pasar agar konsumen secara bijak dapat menggunakan uangnya (yang terbatas jumlahnya) dengan pilihan yang terbaik pula.
 

Hukum Permintaan

Beberapa hukum melindungi masyarakat, misalnya larangan mengemudikan mobil sehabis minum minuman beralkhohol, larangan menggunakan obat penenang dan sebagainya. Namun, ada juga hukum lain yang sifatnya alami yang merupakan hasil pengamatan terhadap perilaku masyarakat, baik secara pisik maupun sosial. Salah satu hukum yang alami adalah hukum permintaan yang menunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta.
 

Sesuai dengan hukum permintaan, jumlah barang atau jasa yang diminta akan berhubungan terbalik dengan harganya, ceteris paribus. Dinyatakan dalam hukum permintaan, apabila hal-hal lain konstan, kalau harga barang atau jasa turun (P), jumlah barang yang diminta (Qd) akan meningkat dan sebaliknya.
 
Dalam hukum permintaan, harga menunjukkan pengorbanan pembeli untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan. Pertanyaan, kalau dibutuhkan pengorbanan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya, akan tetapkah membeli seperti jumlah sebelumnya? Permintaan lebih dari sekedar hanya keinginan. Ingin mobil baru, merupakan pernyataan yang akan menjadi permintaan kalau disertai dengan daya beli atau kesediaan untuk membayar (willingness to pay). Mengapa antara harga dengan jumlah barang yang diminta mempunyai hubungan terbalik? Alasan utamanya karena efek substitusi. Kalau harga naik, pembeli akan meningkatkan pembelian barang substitusi sebagai pengganti barang yang harga relatipnya naik. Sebagai contoh, kalau harga minuman ringan merk “X” naik, konsumen akan mengganti dengan menambah pembelian minuman merk “Y”.
 

Hukum penawaran

Jawaban terhadap pertanyaan mendasar barang apa yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya tergantung pada interaksi antara pembeli dan penjual. Analisis permintaan baru satu sisi yang dibahas. Keinginan dan kemampuan penjual untuk menyediakan barang juga merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh para pengambil keputusan di setiap negara.
 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penjual. Salah satu faktor terpenting adalah harga barang yang diproduksi. Dengan asumsi hal-hal lain konstan, jumlah barang yang ditawarkan akan bervariasi searah dengan perubahan harganya.
 
Hukum penawaran menyatakan, kalau harga meningkat, ceteris paribus, jumlah barang yang ditawarkan juga meningkat, demikian sebaliknya kalau harga turun, ceteris paribus, jumlah barang yang ditawarkan juga berkurang. Jadi antara harga dengan jumlah barang yang ditawarkan mempunyai hubungan positip karena mempunyai arah perubahan yang sama.
Perusahaan memproduksi barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan. Dengan harga per unit yang lebih tinggi, menunjukkan keuntungan per unit juga lebih tinggi, sehingga perusahaan menawarkan jumlah yang lebih banyak. Alasan lain kurva penawaran mempunyai slope positip (naik dari kiri bawah ke kanan atas), karena hukum biaya kesempatan yang meningkat (the law of increasing opportunity costs). Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Asumsi teknologi dan harga input tetap.
  • Untuk menambah produksi satu unit barang dibutuhkan input baru.
  • Mula-mula input yang digunakan yang paling efisien.
  • Dengan menambah output, input yang digunakan semakin tidak efisien
  • Itu berarti opportunity costs semakin tinggi.
  • Karena opportunity cost semakin tinggi perusahaan harus mendapatkan harga yang lebih tinggi untuk kompensasi biaya yang lebih tinggi tersebut
Konsep penawaran individual menjelaskan berbagai jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada berbagai tingkat harga yang berlaku pada periode waktu tertentu
No comments yet! You be the first to comment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *