Dalam memahami bisnis, perlu adanya pemahaman yang mendalam tentang seluk-beluknya. Di antaranya adalah dengan memahami lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis dapat diartikan sebagai semua faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha individu yang menghasilkan barang dan jasa. Dengan memahami lingkungan bisnis, maka diharapkan pembisnis dapat menganalisa usaha bisnisnya dengan cermat. Kebutuhan masyarakat yang menjadi objek utama produksi juga harus dapat dilihat dengan baik oleh seorang pebisnis. Dia harus mampu mencermati mana yang menjadi kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman bagi bisnisnya

Pengertian Lingkungan Bisnis
Keterkaitan lingkungan bisnis dengan bisnis adalah keterkaitan dasar yang perlu kita pahami dalam melakukan kegiatan ‘berbisnis’. Meminjam pengertian dari sebuah situs internet, lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu organisasi. Artinya, segala aspek dan faktor, baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi kemajuan dan kemunduran secara kuantitatif maupun kualitatif sebuah bisnis dalam suatu organisasi yang tersistematis bisa dikatakan sebagai lingkungan bisnis.
Pandangan lain diungkapkan oleh Madura Jeff dalam bukunya, Pengantar Bisnis (Salemba Empat : 2007), menuturkan bahwa keberhasilan suatu bisnis pada umumnya bergantung pada lingkungan bisnis. Dengan kata lain, lingkungan bisnis adalah faktor dasar bagi keberhasilan dan kesuksesan sebuah bisnis. Tanpa adanya lingkungan bisnis yang stabil, maka bisa dijamin sebuah bisnis tersebut akan mengalami sebuah kemunduran bahkan kegagalan.
Murti Sumarni dan John Soeprihanto, dalam bukunya Pengantar Bisnis : Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, lebih menyebut lingkungan bisnis dengan term ‘lingkungan perusahaan’. Mereka berdua membagi lingkungan perusahaan yang mempengaruhi operasi perusahaan menjadi dua bagian, yaitu lingkungan umum dan lingkungan khusus. Lingkungan umum perusahaan meliputi faktor politik, hukum, sosial, perekonomian, kebudayaan, pendidikan, teknologi, dan demografi (perkembangan penduduk). Sedangkan lingkungan khusus perusahaan meliputi penyedia, pelanggan, pesaing, teknologi, dan sosio politik.
Madura Jeff dalam bukunya, Pengantar Bisnis (Salemba Empat : 2007), memaparkan lebih detail dengan mengklasifikasikan lingkungan bisnis menjadi empat bagian : 1) lingkungan sosial, 2) lingkungan industri, 3) lingkungan ekonomi, dan 4) lingkungan global. Keempat lingkungan ini menjadi faktor utama pendukung keberhasilan sebuah bisnis perusahaan.
Dari beberapa teori pengertian lingkungan bisnis di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu organisasi yang menjadi faktor dasar bagi keberhasilan dan kesuksesan sebuah bisnis.
Komponen-Komponen Lingkungan Bisnis
Lingkungan bisnis juga dapat diklasifikan menjadi dua bagian, menurut sebagian pakar ekonom, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal dipengaruhi oleh man (tenaga kerja), money (modal), material (bahan baku), machine (perlengkapan/peralatan produksi), dan method (cara kerja). Sedangkan lingkungan eksternal terbagi lagi menjadi dua, yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan mikro meliputi pemerintah, pemegang saham (shareholders), kreditor, pesaing, publik, perantara, pemasok, dan konsumen. Kemudian lingkungan makro meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan politik-hukum (pemerintahan), lingkungan sosial kultur, lingkungan global, lingkungan bisnis teknologi dan informasi.
Dari berbagai pemaparan berbagai teori di atas, lingkungan bisnis sebenarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua lingkungan, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal lebih kepada elemen-elemen di dalam perusahaan tersebut. Sedangkan, lingkungan eksternal lebih kepada berbagai elemen di luar perusahaan.
Komponen Internal Lingkungan Bisnis
Lingkungan internal dalam sebuah lingkungan bisnis dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi :
1. man (tenaga kerja),
2. money (modal),
3. material (bahan baku),
4. machine (perlengkapan/peralatan produksi), dan
5. method (cara kerja).
Manusia, di sini sebenarnya tidak hanya berperan sebagai tenaga kerja di perusahaan, namun juga berperan sebagai konsumen dari produk perusahaan. Pada masa sekarang harus diusahakan agar tenaga kerja ini betul-betul menjadi teman atau pasangan bagi perusahaan utnuk mencapai tujuan perusahaan, sebab meskipun sudah banyak digunakan mesin-mesin tetapi faktor manusia tetap berperan di dalamnya. Perusahaan perlu memperhatikan bagaimana cara mengelola tenaga kerja dengan sebaik-baiknya.
Uang atau modal usaha, yaitu sejumlah uang atau barang yang dibeli dengan uang tersebut untuk membuat produk yang lain. Barang modal di sini adalah : mesin, peralatan pabrik, alat-alat transportasi, dan lain-lain. Untuk itu perusahaan harus mengusahakan bagaimana keuangan perusahaan dapat dikelola dengan cermat.
Material, ini sangat berpengaruh sekali terhadap kelancaran proses produksi, sebab merupakan faktor pendukung utama dalam proses produksi. Termasuk di sini adalah bahan baku, bahan pembantu, tanah untuk proses produksi serta bahan lain sebagai penunjang proses produksi.
Machine, meliputi perlengkapan atau peralatan penunjan faktor produksi sebuah perusahaan. Peran mesin sangatlah sentral dalam menunjang kegiatan bisnis sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan tidak akan berdiri tanpa ditopang oleh peralatan dan perlengkapan yang dapat memproduksi barang dan jasa yang berfungsi sebagai output dari sebuah perusahaan. Perbedaan antara perlengkapan dan peralatan lebih kepada sifatnya. Perlengkapan lebih cenderung kepada barang yang berangsur-angsur habis, bahkan bisa sekali pakai langsung habis. Sedangkan peralatan lebih kepada barang yang tidak mudah habis, namun hanya mengalami penyusutan.
Metode, yaitu merupakan suatu pelaksanaan kerja produktif misalkan pengambilan keputusan, pemberian idea tau inisiatif dan pemikiran yang kesemuanya itu ditujukan agar pengelolaan sumber-sumber ekonomi dapat berjalan lancar. Singkatnya, di dalam metode ini ialah pelaksanaan manajemen dalam perusahaan atau pengelolaan perusahaan. Bagaimana agar dengan sumber-sumber ekonomi yang adanya serba terbatas itu dapat diwujudkan barang/jasa yang dapat memuaskan konsumen serta sekaligus dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Pada masa sekarang ini, pemuasan kebutuhan konsumen akan dapat tercapai apabila didukung oleh sistem pelayanan yang baik dari pihak perusahaan.
Di dalam perusahaan, faktor-faktor internal tersebut diproses agar menjadi barang/jasa yang akan ditujukan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diterapkan prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan tertentu diharapkan dapat diperoleh hasil atau keuntungan maksimum.
Komponen Eksternal Lingkungan Bisnis
Sedangkan faktor-faktor eksternal terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan mikro meliputi :
a. pemerintah,
b. pemegang saham (shareholders),
c. kreditor,
d. pesaing,
e. publik,
f. perantara,
g. pemasok, dan
h. konsumen.
Pemerintah di sini sebagai pihak yang mengendalikan, mengatur, dan mempengaruhi kebijakan dan praktek sebuah organisasi secara fair dan aman bagi semua pihak. Segala peraturan industri yang ditetapkan oleh pemerintah ini harus ditaati oleh organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan, dan pembatasan lainnya untuk melindungi masyarakat. Di dalam sistem perekonomian sebagaimana yang diterapkan di Indonesia, pihak pemerintah ditempatkan sebagai regulator (pembuat kebijakan) yang juga berfungsi sebagai pengendali atas apa yang terjadi di pasar.
Pemegang saham di sini juga berperan penting dalam kelangsungan bisnis sebuah perusahaan. Shareholders atau pemegang saham memiliki hak suara dalam menentukan kelanjutan bisnis sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan mereka mempunyai wewenang untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut dan mencabut modalnya di sana. Konsekuensinya, suara dari pemangku kepentingan tersebut haruslah diperhatikan demi kelangsungan bisnis sebuah perusahaan.
Kreditor juga menjadi elemen eksternal dari sebuah perusahaan. Kreditor menjadi pihak yang mampu menjamin keberlangsungan bisnis sebuah perusahaan, terutama ketika sebuah perusahaan mengalami keadaan dimana mereka membutuhkan modal. Modal tersebut baik digunakan untuk langkah ekspansi (perluasan area objek bisnis sebuah perusahaan) atau sebagai langkah represif ketika perusahaan mengalami kerugian yang berdampak pada bangkrutnya sebuah perusahaan.
Pesaing adalah organisasi lain sejenis yang memperebutkan sumber daya (terutama uang konsumen). Pesaing (competitors) merupakan elemen yang menentukan kesuksesan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Jika sebuah perusahaan dapat mempertahankan produknya dan mampu bersaing daya dengan langkah-langkah yang efektif, maka bisa dipastikan usahanya akan menuai sebuah kesuksesan. Sebuah perusahaan di sini dituntut untuk dapat menganalisa pesaing-pesaingnya dan mampu untuk mengambil langkah yang efektif dan efisien untuk tetap mempertahankan bisnisnya.
Publik, dalam hal ini adalah masyarakat. Masyarakat sebagai objek pemasaran (marketing) bisnis sebuah perusahaan tentunya dapat menilai produk-produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, perusahaan tentunya haruslah dapat mencermati kebutuhan masyarakat di era tersebut. Produk-produk yang dihasilkan tentunya haruslah relevan dengan kebutuhan masyarakat. Bila tidak, maka produk tersebut dipastikan tidak bisa laku di pasaran dan berakibat kebangkrutan sebuah perusahaan. Di sinilah, perusahaan juga dituntut untuk pandai menganalisa kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Elemen eksternal selanjutnya adalah perantara (distributor). Peran distributor dinilai sangat sentral. Fungsinya sebagai penghubung antara perusahaan sebagai pihak produsen dan masyarakat sebagai konsumen-lah yang mampu membuat fungsinya yang sangat penting dalam keberlangsungan sebuah perusahaan. Distributor-lah yang juga mampu memperluas objek pemasaran sebuah produk. Tanpa dilengkapi dengan sebuah sistem distribusi yang baik, tentunya sebuah perusahaan akan sulit mengembangkan kualitas usahanya di mata konsumen.
Selanjutnya, pemasok merupakan organisasi yang menyediakan sumber daya berupa bahan baku bagi organisasi lain. Pemasok (suppliers) berperan penting dalam menjaga fungsi produksi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan mustahil akan berdiri sendiri tanpa pihak pemasok yang memasok bahan baku untuk diproduksi oleh sebuah perusahaan. Kemudian, pihak perusahaan memberikan timbal balik berupa membayar kepada pihak suppliers sebanyak barang yang dipasok.
Konsumen adalah pihak yang menikmati barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah perusahaan dan membayarnya sebagai timbal balik dari kegiatan tersebut. Dalam hal ini, konsumen juga ditempatkan sebagai pihak yang sangat sentral, dimana di sinilah tujuan utama dari diproduksinya sebuah produk. Kepuasan konsumen adalah nilai vital bagi kesuksesan sebuah bisnis perusahaan. Sebuah perusahaan tidak boleh sampai kehilangan nilai-nilai kepuasan dari konsumennya. Tentunya, perusahaan haruslah cepat dan tanggap dalam menghadapi segala resiko dalam mempertahankan kepuasan konsumennya, apalagi menghadapi tantangan global era ini.
Selain lingkungan mikro, lingkungan eksternal lainnya juga dipengaruhi oleh lingkungan makro yang meliputi :
a. lingkungan ekonomi,
b. lingkungan teknologi,
c. lingkungan politik-hukum (pemerintahan),
d. lingkungan sosial kultur,
e. lingkungan global,
f. lingkungan bisnis teknologi dan informasi.
Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi sebagian besar organisasi yang beroperasi di dalamnya. Pada suatu keadaan perekonomian yang sedang tumbuh, secara umum kemampuan daya beli masyarakat untuk membeli suatu produk atau jasa meningkat. Akan tetapi, kondisi perekonomian seperti itu tidak menjamin bahwa suatu perusahaan juga bertumbuh, hanya menyediakan lingkungan yang mendorong terjadinya pertumbuhan usaha. Dalam keadaan perekonomian yang lesu, daya beli masyarakat yang menurun, membuat pertumbuhan usaha menjadi sulit. Sehingga para manajer perusahaan harus selalu mengantisipasi variabel-variabel ekonomi seperti kecendrungan inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan fiskal dan moneter, dan harga-harga yang ditetapkan oleh pesaing.
Teknologi adalah pengetahuan, peralatan, dan teknik yang digunakan untuk mengubah bentuk masukan (input) menjadi keluaran (output). Sehingga perubahan dalam teknologi dapat membantu perusahaan menyediakan produk yang lebih baik atau menghasilkan produknya dengan lebih efisien. Akan tetapi prubahan teknologi juga dapat memberikan suatu ancaman bagi perusahaan-perusahaan tradisional.
Komponen politik/hukum adalah undang-undang, peraturan, dan keputusan pemerintah yang mengatur perilaku usaha. Komponen politik/hukum ini dalam suatu periode waktu tertentu akan menentukan operasi perusahaan. Sehingga manajer tidak mungkin mengabaikan iklim politik dan hukum-hukum maupun peraturan yang ada di suatu negara, seperti perlakuan yang adil dalam pembayaran gaji harus sesuai dengan upah minimum yang ditetapkan pemerintah.
Komponen sosial budaya merujuk kepada karakteristik demografi serta perilaku, sikap, dan norma-norma umum dari penduduk dalam suatu masyarakat tertentu. Pertama, perubahan karakteristik demografi (pertumbuhan penduduk). Kedua, perubahan sosial budaya dalam perilaku, sikap, dan norma-norma juga mempengaruhi permintaan akan produk dan jasa suatu usaha.
Lingkungan global memaksa dunia bisnis untuk bersaing di era yang lebih luas dengan tanpa batas. Dunia bisnis tidak lagi membatasi pandangan mereka pada peristiwa-peristiwa dan peluang-peluang yang ada dalam batas negara mereka. Negara-negara di dunia dan perekonomiannya telah mengembangkan kesalingtergantungan yang semakin meningkat. Agar tetap kompetitif, perusahaan secara kontinu harus mencari baik lokasi pabrik yang paling efisien maupun pasar yang paling menguntungkan bagi produk-produk mereka. Daya saing global menuntut negara, industri, dan perusahaan untuk bekerja dengan efisien dalam memproduksi barang dan jasa. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, perusahaan memerlukan sejumlah masukan (input) atau faktor-faktor produksi dalam rangka memproduksi barang dan jasa.
Lingkungan teknologi dan informasi mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya dalam bidang industri dan fasilitas lain dalam pabrik yang perkembangannya sangat pesat ikut terpengaruh dalam perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, apabila perusahaan ingin mengembangkan tingkat proses produksi dan kegiatan operasionalnya harus berpacu dengan kemajuan teknologi. Di samping itu, informasi juga harus dimanfaatkan dengan baik untuk perkembangan sebuah perusahaan. Dengan memanfaatkan informasi dari berbagai media yang mudah diakses, sebuah perusahaan dapat menentukan langkah-langkah untuk memperluas area pemasaran produknya dan meningkatkan mutu dari produknya.
Semua lingkungan baik internal maupun eksternal setiap saat dapat berubah-rubah sejalan dengan perkembangan waktu. Oleh sebab itu, pengaruh faktor yang satu dengan yang lain terhadap perkembangan perusahaan juga berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa lingkungan internal lebih tajam pengaruhnya terhadap perkembangan perusahaan dibandingkan dengan pengaruh faktor-faktor eksternal. Maka perusahaan harus lebih peka untuk mengikuti faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan internal tersebut tanpa melupakan adanya faktor dalam lingkungan eksternal.
Sikap Pebisnis dalam Menyikapi Lingkungan Bisnis yang Semakin Dinamis
Setelah membahas komponen-komponen lingkungan eksternal di atas, di sini akan dibahas mengenai perubahan-perubahan lingkungan dan bagaimana cara memanfaatkan lingkungan yang berubah. Mengingat dengan berkembang pesatnya informasi dan teknologi, sebuah perusahaan haruslah mampu untuk mengambil langkah tanggap, efektif, dan efisien untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan daya saingnya di pasar global.
Perubahan lingkungan adalah angka kecepatan dari perubahan lingkungan umum dan lingkungan khusus perusahaan. Perubahan ini terdiri dari perubahan yang stabil, dimana angka perubahannya lambat. Dan perubahan dinamis, dimana angka perubahan lingkungan adalah cepat. Perusahaan biasanya mengalami baik perubahan stabil maupun perubahan dinamis.
Di samping itu, sebuah perusahaan juga dihadapkan pada tantangan berupa kompleksitas lingkungan. Kompleksitas lingkungan sendiri adalah jumlah faktor-faktor eksternal di dalam lingkungan yang mempengaruhi organisasi. Lingkungan sederhana hanya memiliki sedikit faktor lingkungan, sedangkan lingkungan kompleks mempunyai banyak faktor lingkungan.
Pengamatan terhadap perubahan dan kompleksitas lingkungan membuat para manajer dapat memanfaatkan lingkungan yang berubah dengan tiga langkah yaitu:
a) Pengamatan Lingkungan
Pengamatan lingkungan adalah meneliti lingkungan terhadap kejadian atau masalah penting yang mungkin dapat mempengaruhi suatu organisasi.
b) Menerjemahkan faktor-faktor Lingkungan
Setelah mengamati, kemudian manajer menentukan kejadian dan masalah lingkungan apa yang bermanfaat bagi organisasi. Biasanya manajer menerjemahkan kejadian dan masalah sebagai ancaman atau kesempatan. Jika menerjemahkan sebagai ancaman, maka ia akan berusaha melakukan suatu langkah-langkah untuk melindungi perushaan. Jika manajer menerjemahkannya sebagai kesempatan, maka mereka akan memanfaatkan kejadian tersebut dengan mempertimbangkan strategi alternatif untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
c) Menghadapi ancaman dan kesempatan
Setelah pengamatan dan menerjemahkannya sebagai ancaman dan kesempatan, maka manajer melakukan suatu peta keterkaitan (cognitive maps), merangkum hubungan yang didasari antara faktor-faktor lingkungan dan kemungkinan tindakan organisasi. Dari berbekal informasi yang dirangkum tersebut maka manajer dapat mengambil tindakan untuk mengurangi dampak dari ancaman dan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan keuntungan.
DOWNLOAD BUKU REFERENSI BUSINESS ENVIRONMENT
Buku referensi yang digunakan di matakuliah ini adalah sebagaii berikut
1. The Business Environment (Britton, Chris Thompson, Ed Worthington, Ian)
2. Business and its environment (John Sloman, Kevin Hinde, Dean Garratt)
Silahkan didownload dengan klik tautan di atas