Mengenal Flexing, Fenomena Pamer Kekayaan dan Dampaknya Bagi Kehidupan
Akhir-akhir ini banyak bersliweran di media sosial kita sejumlah public figure, selebgram, artis, pejabat, dan lain sebagainya yang pamer harta kekayaan mereka dalam bentuk uang, barang ataupun gaya hidupnya secara terang-terangan terutama di media sosial. Flexing merupakan istilah gaul atau slang word yang sering digunakan untuk merujuk kepada perilaku orang-orang yang kerap memamerkan kekayaannya di media sosial.
Flexing kini menjadi fenomena di dunia maya. Kata tersebut berarti
memamerkan kekayaan. Namun bukan berarti orang yang melakukan flexing
pasti orang kaya. Fenomena ini semakin marak akhir-akhir ini terjadi di Indonesia terlebih dengan hadirnya media sosial yang menghapus batasan privasi orang-orang untuk menampilkan eksistensinya hanya dengan beberapa klik saja dilihat banyak orang bahkan menjadi viral.
memamerkan kekayaan. Namun bukan berarti orang yang melakukan flexing
pasti orang kaya. Fenomena ini semakin marak akhir-akhir ini terjadi di Indonesia terlebih dengan hadirnya media sosial yang menghapus batasan privasi orang-orang untuk menampilkan eksistensinya hanya dengan beberapa klik saja dilihat banyak orang bahkan menjadi viral.
Banyak pro kontra di masyarakat kita atas fenomena ini. Banyak yang mengkritik fenomena flexing adalah sebuah bentuk kesia-siaan dan hanya menajamkan kesenjangan di antara masyarakat kita saja, ada juga yang mengkritik bahwa yang suka flexing hanyalah orang-orang yang sbetulnya belum tentu kaya atau bisa jadi hanyalah tipuan semata hasil pinjaman dan editan semata.
Prof Rhenald Kasali mengatakan bahwa semakin kaya seseorang, maka akan semakin diam atau tidak memamerkan kekayaan. Namun, saat ini banyak orang yang pamer kekayaan.
“Salah satu pepatah yang saya ingat adalah poverty screams, but wealth whispers. Jadi benar sekali bahwa orang-orang yang kaya itu tidak berisik, agak malu membicarakan tentang kekayaan,”
Dalam konteks consumer behavior, dikenal teori Conspicuous Consumption. Yakni, pembelian barang atau jasa yang dilakukan untuk menunjukkan kekayaan seseorang. jika orang yang benar-benar kaya tidak akan melakukan hal tersebut. Adapun dia akan semakin menjaga privasinya
Tapi tidak dipungkiri ada juga orang-orang yang memang kaya dan dengan berbagai alasan memamerkan kekayaan dengan motif agar mendapatkan banyak sanjungan, atau demi citra dirinya, ataupun motif bisnis dan aktualisasi dirinya. fenomena flexing pasti memiliki konseskuensinya baik bagi para pelaku, maupun masyarakat yang melihat fenomena flexing ini.Dampak yang paling kentara adalah isu keamanan. Bagaimana ketika mereka memamerkan kekayaan mereka di media sosial akan mengundang para pelaku kriminal untuk mengincar harta kekayaan mereka tersebut. Banyak kasus terjadi pencurian barang-barang berharga artis atau public figure akibat dari mereka memamerkannya secara terang-terangan di media sosial.
Berikut ini merupakan dampak flexing yang bisa saja terjadi di kehidupan kita
- Dampak flexing juga bisa dirasakan oleh masyarakat yang menjadi pengikut ataupun yang sekadar wara wiri di media sosial. Dengan melihat tingkah polah flexing para public figure ataupun orang-orang lainnya perasaan insecure bahkan stres akan hidup mereka ataupun merasa rendah diri serta kurang bersyukur atas apa yang kita miliki.
- Sangat dimungkinkan juga akan timbul rasa ketidakadilan, kecemburuan sosial serta pemberontakan apalagi jika diketahui flexing dilakukan oleh para pejabat publik yang ditengarai menyalahgunakan kekuasaan dan jabatannya, ataupun perseorangan yang dikenal tidak memberikan kontribusi optimal bagi masyarakat dan lingkungannya. Jika dibiarkan dapat menjadi bahaya laten atas tatanan kehidupan sosial bermasyarakat kita.
Oleh karena itu, sebelum memamerkan kekayaan kita dan gaya hidup kita ada baiknya selalu ajukan pertanyaan apakah ini perlu dan berguna? Apakah ini memiliki dampak positif ataukah tidak bagi kita dan para pengikut kita? Apakah mudharat-nya lebih banyak dibandingkan manfaatnya?
Berlakulah sewajarnya, jangan berlebih-lebihan, karena apapun yang berlebih-lebihan hanya akan mendatangkan kesia-siaan bahkan keburukan bagi diri kita sendiri.
Paling penting jangan lupa untuk bersyukur dan berkontribusi bagi sekitar.
Comments