Kepemimpinan

Mewujudkan Organisasi multikultural yang ramah Perbedaan

Mewujudkan Organisasi multikultural yang ramah Perbedaan: Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak budaya terbesar di dunia. Masyarakat Indonesia sangat majemuk baik secara etnis, geografis, kultur, maupun agama. Realitas keragaman ini harus disikapi dengan arif dan dewasa. Pemahaman yang mendalam mengenai keberagaman ini sangat diperlukan untuk mewujudkan keamanan dan kesejahteraan, termasuk di dalam organisasi. Dalam sebuah organisasi tentunya keberagaman bukanlah hal yang aneh lagi terlebih di era global yang serba cepat dan tanpa batas. Banyak sekali hal yang menjadi masalah dalam organisasi yang multikultural khususnya bagi kaum minoritas yang terdiskrminasi dalam sebuah organisasi. Mereka yang minoritas pun bersinergi dan berintergasi dengan baik pada setiap level organisasi, termasuk pada jabatan manajemen dan eksekutif. Hal ini sesuai dengan pernyataan “Organisasi Multikultural adalah organisasi yang sumber daya manusia  tidak hanya mencakup orang-orang dari latar belakang ras, agama, dan gender yang berbeda, tetapi juga merupakan organisasi dimana minoritas bersinergi dan terintegrasi dengan baik di semua tingkatan organisasi, dari mulai top manajemen sampai dengan low manajemen.” (Investopedia, 2016).
 

 

Organisasi multikultural adalah organisasi yang memiliki tenaga kerja yang mencakup orang-orang dari berbagai latar belakang di semua bagian atau departemen, dan yang menawarkan mereka kesempatan dan peluang yang sama untuk berkakrir demi kemajuan organisasi. Organisasi yang mampu mengolala keberagaman tidak akan memiliki diskriminasi atau prasangka terhadap orang-orang berdasarkan ras, agama, etnis, jenis kelamin, usia, orientasi seksual, atau keterbatasan fisik mereka. Dalam organisasi multikultural, keterampilan, bakat, dan kinerja adalah kriteria untuk kemajuan meritokratis. Pencapaian tujuan organisasi yang multikultur harus dibangun dengan strategi yang tepat. Strategi yang tepat dalam membangun organisasi multkultural yaitu melalui pendidikan multicultural, pembiasaan dalam kondisi keberagaman dan keteladanan seorang pemimpin
 
Strategi pertama dalam membangun organisasi multikultural dapat dilaksanakan melalui pendidikan. Ada beberapa cara untuk dapat dipelajari dalam penyelenggaraan Pendidikan untuk mewujudkanorganisasi multikultural. Mengadopsi pendapat dari Great Schools Partnership (2014:1), strategi pendidikan dalam organisasi dapat difokuskan pada aspek learning content, student (employees) cultures, critical analysis, dan resource allocation. Banks & Banks (1995) menyatakan “pendidikan multikultural sebagai bidang studi dan disiplin yang muncul yang tujuan utamanya adalah untuk menciptakan kesempatan pendidikan yang sama dari beragam ras, etnis, kelas sosial, dan budaya.” Pendidikan multikultural dalam organisasi merupakan bentuk pendidikan dan pembelajaran yang menyatukan sejarah, teks, nilai, kepercayaan dan perspektif individu dengan latar belakang kultural. Implementasinya dalam organisasi ditunjukkan oleh pemimpin dengan memodifikasi atau mengintegrasikan pembelajaran untuk merefleksikan perbedaan kultural para pegawai
 
Strategi selanjutnya dalam mewujudkan organisasi multicultural adalah dengan melakukan pembiasaan Setiap unit kerja dalam oranisasi diberi peluang semaksimal mungkin untuk berkompetisi dalam pembiasaan dalam menjalankan program yang berprespektif pada multikultural. Melakukan pembiasaan dalam menyiapkan program-program setiap unit kerja, melaksanakannya, dan mengevaluasinya dengan perspektif multikultural. Midle management dan seluruh anggotanya diberikan keleluasaan dalam membangun bagiannya dengan berbasis multicultural seperti dalam melakukan kegiatan rutin sehari-hari secara kompetitif. Setiap pelaksanaan program-program tersebut perlu dimonitor secara berkala dan insidental untuk memperoleh informasi keberhasilan ataupun kendala. Sehingga jika ditemukan kendala, bisa segera dicarikan solusinya agar tidak menjadi masalah yang lebih besar lagi.
 
Pemimpin yang mampu dan berhasil membangun organisasi yang berbasis multikultural idealnya akan menjadi contoh atau teladan bagi bawahannya. Semua tindakkan, pemikiran dan ucapan dapat menginspirasi anggota organisasi agar bisa terintegrasi dalam proses organisasi multkultural demi tercapainya tujuan organisasi. Hal yang palimg utama adalah berkaitan dengan kepemimpinan yang selalu menunjukkan rasa keadilan bagi setiap anggotadalam setiap aktivitas organisasi. Hindarilah politik organisasi yang lebih mementingkan kelompok dengan mengesampingkan tujuan organisasi, membeda-bedakan perlakuan kepada anggota, dan tidak menunjukkan keadilan kepada setiap anggota organisasi sehingga akan mempersulit dirinya dan organisasi yang dipimpin. Jika ingin membangun organisasi berbasis multikultural dengan hasil yang optimal, pemimpin harus menunjukkan keteladanan kepada semua anggota secara konsisten, transparan, dan berkeadilan secara konsisten.
 
Banyak nilai yang harus dianut oleh para anggota organisasi demi menjadikan sebuah organisasi multikultur. Saling menghargai, menghormati, kesetaraan, non-judgemental, dan nilai-nilai lainnya yang sangat terikat dengan multikulturalisme perlu diterapkan. 
Artikel ini pernah dimuat di koran Radar Sukabumi 13 Desember 2021
No comments yet! You be the first to comment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *