Makna Kesuksesan Dalam Kehidupan
Saya ingin mengajak anda untuk bernostalgia ke masa kecil. masih ingatkah ketika orang tua anda atau guru anda bertanya “Nak, kamu harus belajar yang rajin, supaya pintar dan nanti bisa sukses!”. Motivasi inilah yang mungkin membuat anda mau belajar (sekalipun banyak yang malas untuk belajar). Pertanyaanya, apakah anda mengetahui makna sukses itu apa? Mungkin yang ada pada benak kita saat itu, ketika mendengar kata sukses adalah mendapatkan prestasi yang baik di sekolah, kemudian mendapatkan pekerjaan yang bagus. Benarkah itu yang disebut dengan kesuksesan? Nah pertanyaan inilah yang sekarang harus kita jawab bersama. Pemahaman kita terhadap kesuksesan akan membentuk mindset dan secara otomatis akan mempengaruhi sikap kita dalam mencapai kesuksesan tersebut.
Dalam teori law attraction dijelaskan, bahwa kita perlu mendefinisikan sukses secara tepat dan jelas, karena jika kita memberikan definisi yang lemah, ini akan menarik kelemahan dari setiap kesuksesan yang akan diraih Sedangkan jika definisi yang kita kemukakan memiliki makna yang sangat kuat dan menginspirasi, tanpa sadar akan menarik kekuatan dan kesuksesan yang kita inginkan. Karena di bawah alam sadar, setiap kata atau konsep akan berkaitan dengan kata atau konsep yang lain. Inilah yang disebut dengan mind logic.
Bagi seorang karyawan, misalnya kesuksesan adalah mendapatkan karir yang cemerlang dan mendapatkan kepercayaan untuk memegang proyek-proyek besar. Dengan demikian, ia dapat memenuhi kebutuhan ekonominya, situasi sosial yang tinggi, memiliki rumah dan kendaraan mewah, serta dapat berlibur ke luar negeri.
Bagi seorang pelajar atau mahasiswa tentu ukuran kesuksesan beda lagi, sukses di mata meraka adalah mendapatkan nilai baik atau setidaknya bisa lulus. Saat masih menjadi mahasiswa dulu, kesuksesan bagi saya adalah mendapatkan IPK tertinggi dan mendapatkan karir yang bagus setelah lulus kuliah.
Lalu, pertanyaan nya adalah, apakah sukses selalu berkaitan dengan hasil? untuk melihat itu marilah kita melihat orang-orang mulia seperti para nabi dan rasul yang menginspirasi kita semua. Pertanyaannya adalah, apakah para Nabi semuanya selalu sukses? mungkin sebagian dari kita akan ragu menjawabnya. Menurut saya, semua nabi semua nya sukses! Mereka sukses melaksanakan tugas kenabiannya. Meskipun tidak sukses mencapai program kenabiannya
- Nabi Adam, Apakah ia gagal ketika diusir dari surga?
- Nabi Nuh, apakah ia gagal ketika ia hanya mampu mengislamkan beberapa orang saja walaupun ribuan tahun ia berdakwah untuk menyelamatkan mereka. Bahkan ia gagal menyelamatkan anak dan isterinya?
Dari kasus di atas, bisa disimpulkan bahwa sukses bukan hanya berorientasi pada hasil. Akan tetapi, proses juga akan menentukan apakah berhasil atau tidak. Analoginya seperti ini. Bagi seorang pendaki gunung, puncak gunung bukanlah satu-satunya yang ingin diraih. Mengapa demikian? kalau tujuan utama para pendaki gunung hanya sebatas mencapai puncak dan mengesampingkan proses pendakian, mungkin akan banyak orang yang menggunakan alat transportasi untuk menuju puncak. Faktanya tidak! Justru mereka sudah bisa mendapatkan kesuksesan ketika ia melakukan proses pendakian.
Pada kasus lain, seseorang mendapatkan nilai tinggi tetapi ia mendapatkannya bukan dari hasil kerja kerasnya, ia telah berhasil mendapatkan mimpinya. Namun ia tidak bisa menikmati kesuksesan yang diraihnya. Sekalipun bisa, tidaklah sempurna! Beda halnya ketika ia mendapatkan kesuksesan dari hasil jerih payahnya, ia bisa mendapatkan kepuasan sekaligus bisa menikmatinya. Inilah kesuksesan sejati.
Selain itu, kesuksesan tidak hanya berbicara mengenai hasil yang diperoleh untuk kepuasan pribadi, tapi juga kesuksesan mengharuskan kita dan orang lain bisa menikmati apa yang kita raih. Kesuksesan tidak bisa dilihat secara parsial. Kesuksesan manusia harus dilihat secara utuh sejak lahir sampai meninggal dunia, bahkan di akhirat nanti. Gambaran manusia yang sukses seutuhnya adalah manusia yang ketika lahir ke dunia ia menangis dan orang di sekitarnya tersenyum bahagia. Sebaliknya ketika ia meninggal dunia, ia tersenyum dengan manis dan orang sekitarnya menangis karena rasa kehilangan.
Sumber Buku : “Jika Sungguh-sungguh Pasti Berhasil” Karya : Amirullah Syarbini dan Sumantri Jahari”
No comments yet! You be the first to comment.