Motivasi

Rayuan Setan di Akhir Ramadhan

Aku bukanlah orang yang baik dan selalu berbuat baik. Aku menyadari betul hari-hari ini selalu dilewati banyak hal yang berbau maksiat dibanding dengan kebaikan yang dilakukan. Bagaimana tidak, godaan setan begitu kuat dan tiada henti dari mulai bangun tidur sampai menjelang tidur bahkan mungkin saat tidur. Setan tidak pernah lelah untuk menghembuskan godaan dan rayuan kepada manusia. Mereka lihai, licik dan selalu ada cara untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa. Meskipun begitu, sebagai manusia  aku tetap berusaha menjauhi segala bentuk maksiat sekecil apapun itu, menguatkan niat dan selalu meminta perlindungan pada-Nya.

Sekitar seminggu sebelum bulan Ramadhan, aku mulai merenung. Mungkin ini adalah kesepatan ku untuk bebenah dan bertaubat. Hati yang penuh harapan untuk dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan dan sedikit cemas serta khawatir umurku tidak sampai kepada bulan Ramadhan bercampur. Saat kondisi itu, aku mulai mencoba mempersiapkan diri mulai dari pemahaman ilmu yang berhubungan dengan Ibadah di bulan Ramadhan, persiapan fisik dan persiapan harta. Rasanya aku merasa pesimis untuk bagian persiapan harta ini. Bagaimana tidak, keinginan berbagi harta dengan orang lain ini terhambat dengan penghasilanku yang hanya cukup untuk keluarga. Aku tidak peduli, sebesar apapun harta yang aku dapatkan aku akan berupaya untuk menyisihkan. Itulah hal-hal yang aku persiapkan menjelang dipertemukannya degan bulan Ramadhan.
Target-target selama bulan puasa pun aku tetapkan meskipun tidak tertulis. Sungguh, setiap menghadapai awal Ramadhan semangatku sangat membara. Hal yang sangat biasa dan sebagian besar orang mungkin akan merasakannya juga. Terbukti di awal bulan Ramadhan mesjid-mesjid penuh, jalanan sepi, lantunan bacaan Al Quran berkumandang setiap malam sampai Subuh. Semuanya fokus Ibadah. Langkah kaki untuk ibadah terasa ringan di awal Ramadhan ini. Aku mulai berfikir mungkin ini efek dari “Setan dibelenggu”.

Lantas apakah maksiat hilang? Aku rasa belum tentu. Sumber maksiat ternyata tidak datang hanya dari bisikan manis setan namun juga dari hawa nafsu. Setan tidak begitu saja membiarkan manusia beramal baik. Banyak cara yang akan dilakukan supaya manusia bisa terjurumus dalam dosa meskipun mereka beramal baik. Benar adanya bahwa “setan adalah musuh abadi manusia”.

Godaan dan rayuan setan ini menyusup dan terbalut dalam amalan-amalan baik yang manusia lakukan. Aku yang lebih rajin beribadah di bulan Ramadhan, ternyata tidak luput akan penyakit ria. Setelah sholat Tarawih atau membaca Al Qur’an, jari tangan ini gatal menuliskan dan mempublikasikan segala kegiatan keagamaan di media sosial. Untuk apa? tentu mencari perhatian orang lain.

Segala kegiatan-kegiatan sosial yang aku lakukan, semuanya aku abadikan bukan untuk konsumsi sendiri melainkan dibagikan di media sosial agar orang lain melihat kegiatan itu. Dibalut dengan untaian kata yang mengajak, dalam hati kecil ku terbelesit rasa ingin dipuji. Berat rasanya hati ini bersih dari penyakit ria. Semoga Allah mengampuni kita semua.


Bulan Ramadhan hampir sudah selesai. Semua orang bergembira akan kedatangan Hari Raya. Hanya sebagian orang sajalah yang merasa sedih meninggalkan bulan suci ini. Banyak keistemewaan yang Allah tawarkan di akhir-akhir Ramadhan salah satunya adalah malam Lailatul Qadar. Apakah semua orang manfaatkan momen ini? Tidak seperti di awal, makin akhir nyatanya makin surut semangat beribadah. Setan terus merayu dan mengggoda. Mereka tidak akan pernah berhenti lakukan itu. Mesjid-mesjid sudah mulai sedikit terisi oleh orang-orang.

Semua terjebak bujuk rayu setan, semua fokus teralihkan kepada hal yang bersifat duniawi. Aku mencoba melawan semua itu dengan segala kemampuanku. Banyak sekali godaan yang datang. Mereka menyusup pada ajakan teman, acara-acara dan lain sebagainnya. Tidak lagi bagaimana dapat memanfaatkan sisa penghujung bulan Ramadhan, tetapi bagaimana nanti aku bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan menjelang hari raya yang sifatnya duniawi, yang sifatnya bisa dilihat orang-orang, yang sifatnya bisa dipuji orang-orang. Di penghujung Ramadhan ini tradisi lebih mendominasi.

Dari sepenggal tulisan-tulisan ini, aku menyampaikan bahwa. Setan tidak akan pernah berhenti menggoda manusia. Mereka lihai, mereka mempunyai jutaan cara menjerumuskan manusia meskipun manusia itu taat beribadah. Marilah kita terus minta perlindungan dan pertolongan Allah agar tidak terjebak kepada rayuan mereka. Marilah kita bersihkan hati dari segala bentuk penyakit hati. Marilah kita niatkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan semata-mata hanya untuk dan kepada Allah. Mari kita berjuang dan terus berjuang mencari ridho Allah di penghujung Ramadhan ini. 

No comments yet! You be the first to comment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *