Kolerasi Ganda dan Parsial – Pengujian Hipotesis Asosiatif Bag 3 (Statistik Parametris)
Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenaik kolerasi product moment. Pada bahasaan kali ini akan dijelaskan mengenai Kolerasi Ganda dan Parsial
Korelasi Ganda
![]() |
Korelasi Ganda Dua Variabel Independen dan Satu Dependen |
![]() |
Korelasi Ganda Tiga Variabel Independen dan satu Dependent |
X2 = hubungan dengan pimpinan
Y = efektif kerja
Korelasi ganda merupakan
hubungan secara bersama-sama antara X1 dengan X2 dan Xn dengan Y. Pada gambar 7.2a, korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama antara variabel kepemimpinan, dan tata ruang kantor dengan kepuasan kerja pegawai.
Pada bagian ini dikemukakan korelasi ganda ( R ) untuk dua variabel independen dan satu dependen. Untuk variabel independen lebih dari dua, dapat dilihat pada bab analisis regresi Ganda. Pada bagian itu persamaan-persamaan yang ada pada regresi ganda dapat dimanfaatkan untuk menghitung korelasi ganda lebih dari dua variabel secara bersama-sama. Rumus korelasi ganda dua variabel ditunjukkan pada rumus 6.4 berikut
Ryx1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y
ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan
Jadi untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung terlebih dahulu korelasi sederhananya dulu melalui korelasi Product Moment dari Pearson.
Misalnya dari suatu penelitian yang berjudul “Kepemimpinan dan Tata ruang Kantor dalam kaitannya dengan Kepuasan Kerja Pegwai di lembaga A”. Berdasarkan data yang terkumpul untuk setiap variabet, dan setelah dihitung korelasi sederhananya ditemukan sebagai berikut:
- Korelasi antara Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja Pegawai, r1 0,45
- Korelasi antara Tata Ruang Kantor dengan Kepuasan Kerja Pegawai, r 2 = 0,48;
- Korelasi antara Kepemimpinan dengan Tata Ruang Kantor, r3 = 0,22
Pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan rumus 7.5 berikut, yaitu dengan uji F.
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
Berdasarkan angka yang telah ditemukan, dan bila n = 30, maka harga Fh dapat dihitung dengan rumus 7.5.
Kolerasi Parsial
Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh atau mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen, di mana salah satu variabel independennya dibuat tetap/dikendalikan. Jadi korelasi parsial merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih setelah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut dikendalikan untuk dibuat tetap keberadaannya.
Contoh :
- Korelasi antara ukuran telapak tangan dengan kemanpuan bicara r1.2 0,50. Makin besar telapak tangan makin mampu bicara (bayi telapak tangannya kecil sehingga belum mampu bicara). Padahal ukuran telapak tangan akan semakin besar bila umur bertambah;
- Korelasi antara besar telapak tangan dengan umur r1.3 = 0,7;
- Korelasi antara kemampuan bicara dengan umur r2.3 = 0,7
Telapak tangan variabel 1; kemampuan bicara variabel 2 dan umur variabel 3, selanjutnya dapat disusun ke dalam paradigma berikut.
Rumus untuk korelasi parsial ditunjukkan pada rumus 7.6 berikut
Untuk memudahkan membuat rumus baru, bila variabel kontrolnya dirubah- rubah, maka dapat dipandu dengan gambar 7.5 dan 7.6 berikut
Bila X1 yang dikendalikan, maka rumusnya adalah seperti rumus 7.7
Uji koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan rumus 6.8
t tabel dicari dengan dk = n – 1.
1. Korelasi antara IQ dengan nilai kuliah = 0,58;
2. Korelasi antara nilai kuliah dengan waktu belajar = 0,10;
3. Korelasi antara 10 dengan waktu belajar = -0,40.
Apakah koefisien korelasi parsial yang ditemukan itu signifikan atau tidak, maka perlu diuji dengan rumus 7.8. bila jumlah sampel 25.