Goresan Kalimat Kasih Untuk Ibu
Hati yang lembut dengan raut muka lelah namun terpancar cahaya keikhlasan yang dalam, dirinya selalu berupaya membuat hatiku bahagia. Tubuh gemulainya tidak mencerminkan kelelahan dan kelemahan untuk terus membuatku hidup dan mempunyai kehidupan. Kesabaran yang tidak berujung terus selalu ada pada hati ikhlasnya. Dia bukan tidak pandai menghitung, namun saja pengorbanan itu diberikan begitu saja tanpa dihitung dan tanpa berharap dikembalikan. Sungguh pengorbanan yang selamanya tidak akan bisa terbayar olehku, namun hati malaikatnya pun berkata, cukup melihat kedua buah hatinya bahagia semuanya terbayar. Begitulah sedikit gambaran sesosok Ibuku.
“Iya, . . . hanya sedikit saja. . Tidak akan cukup beribu-ribu buku yang harus ditulis untuk menggambarkan sosok Ibuku”
“Sabar ya bu, kita pasti bisa mengarungi kehidupan ini sama-sama”. Itulah kalimat yang ku sampaikan seminggu setelah kepergian Ayah. Kondisi badan yang lemah dan terbaring ditambah kerapuhan hatinya setelah ditinggal orang terkasih dan orang yang selama ini sudah menafkahi kami semua. Ibuku bergelut dengan rasa rindu yang tidak akan pernah terobati.
Hati yang kuat dan tegar, dia terus berupaya untuk mengemban dan memikul semua beban keluarga dengan ikhlas. Siang dan malam terus bergelut dengan waktuk demi hidup dan dapat penghidupan. Sungguh dia manusia istimewa dan luar biasa yang Allah berikan kepada kami semua.
Setibanya kami di rumah, selepas menjalankan aktivitas kami sehari-hari, terlihat makanan sudah tersaji. Seketika itu ditanya “Ibu sudah makan?” “Sudah, Ayo kalian makan dulu, Ibu sudah makan”. Sekitar satu jam setelah kami makan, terdengar suara piring dan sendok beradu, terlihat ibu sedang mengambil nasi dan lauk sisa kami makan untuk dimakannya. Ya Allah sungguh sangat tulus cintnya kepada kami. Hal ini selalu berulang dilakukannya. Kasih sayang yang tidak akan pernah terhenti yang selalu tercurah kepada kami. Keyakinan dan optimisnya pun menghantarkan kami sampai saat ini. Dia yang paling berjasa didalam hidupku,
Kami tidak akan pernah bisa membalas semua yang sudah diberikannya, namun bakti kami kepadamu akan terus kami lakukan. Dialah satu-satunya orang yang tidak akan pernah menyakiti hati kami, justru terkadang kami yang menyakiti hatinya.
Saat kupeluk Ibuku untuk meminta maaf dan meminta doa, pelukan hangat penuh kasih sayang yang tulus tak terasa membuat terjatuh air mataku. “Terima kasih Ya Allah, engkau menghadirkan sosok ibu luar biasa dikehidupan kami, ampunilah dosa ibu dan bapak kami ya Allah, kasihi mereka ya Allah”
No comments yet! You be the first to comment.