Motivasi

Catatan Akhir Ramadan 1437 H

Waktu terasa begitu cepat. Ramadhan yang dinanti-nanti telah berganti. Padahal hati ini masih belum faham arti hari kemenangan seperti apa. Sedih rasanya kesempaatan di bulan baik ini dilewatkan begitu saja. sangat terlihat dan terasa jelas dari awal ramadhan sampai dengan akhir ramadan kualitas ibadah sangat menurun. Dipenghujung Ramadhan raga dan fikiran sungguh sangat dilelahkan oleh urusan-urusan dunia seakan itulah godaan terberat di penghujung Ramadhan.
Dua minggu awal puasa sungguh hati ini sangat ingin sekali istiqamah dalam ibadah, pertengahan bulan semangat itu diuji dan terasa semakin menurun. Uporia masyarakat yang lebih fokus urusan dunia sangat terlihat. Silaturahmi dengan kawan lama di acara buka bersama rela mengorbankan sholat magrib dan terawih. Santunan, Infaq dan Shodaqoh pun beramai-ramai diupload di media sosial “Alhamdulillah bisa berbagi (dengan dilengkapi foto)” Hanya Allah yang tahu hati seseorang yang tulus dan ikhlas. Mudah-mudahan hati kita dilindungi dari perasaan riya dan mudah-mudahan semua amalan kita semua diterima Allah SWT.
Di Pengujung Ramadhan ini sungguh perpisahan yang menyedihkan. Kesempatan terlewat begitu saja. Puasa diibaratkan sebagai latihan untuk persiapan 11 bulan berikutnya. Tidak hanya selama Ramadhan ibadah kita lancar tetapi juga di Bulan-bulan yang lain keistiqamahaan kita harus tetap di jaga. Kesenangan menyambut Idul Fitri hanyalah kesengan yang semu, sementara
di hati ini terasa sangat sedih telah berpisah dengan bulan Ramadhan. Saat ini kita hanya bisa berdoa semoga umur kita dipanjangkan sampai bisa bertemu lagi di Bulan Ramadhan Berikutnya.
Di balik kesedihan ini tersimpan optimisme tinggi bahwa Allah akan memberikan kesempatan-kesempatan di bulan Syawal misalnya puasa sunah 6 hari di Bulan Syawal.
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Kita mungkin tidak bisa
bersedih dan menangis sehebat para sahabat, namun selayaknya kita pun
takut sebab tak ada jaminan apakah amal kita selama 27 hari ini
diterima, begitu pula tak ada jaminan apakah kita dipertemukan dengan
Ramadhan tahun berikutnya. Lalu kita pun kemudian memperbaiki dan
meningkatkan amal ibadah serta berdoa lebih sungguh-sungguh kepada Allah
Azza wa Jalla

Sumber Tulisan: http://wahdah.or.id/kesedihan-orang-beriman-di-penghujung-ramadhan/

Kita mungkin tidak bisa
bersedih dan menangis sehebat para sahabat, namun selayaknya kita pun
takut sebab tak ada jaminan apakah amal kita selama 27 hari ini
diterima, begitu pula tak ada jaminan apakah kita dipertemukan dengan
Ramadhan tahun berikutnya. Lalu kita pun kemudian memperbaiki dan
meningkatkan amal ibadah serta berdoa lebih sungguh-sungguh kepada Allah
Azza wa Jalla

Sumber Tulisan: http://wahdah.or.id/kesedihan-orang-beriman-di-penghujung-ramadhan/

No comments yet! You be the first to comment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *